Pagi itu sunyi hanya desiran air. Aku tahu dia sedang mandi tanpa suara dan hasrat mengintip itu tak tertahankan. Setiap tetes air yang jatuh menambah debar jantungku. Bentuk tubuhnya di balik uap menciptakan imajinasi liar. Aku mendekat pelan mencari celah pandang, napas tertahan di setiap gerakan. Tiba-tiba suara air berhenti jantungku melonjak. Dia berbalik perlahan, sadar ada yang mengintip. Cahaya pagi menembus celah jendela, menyoroti lekuk tubuhnya. Aku terdiam kaku menikmati setiap detiknya. Pesona terlarangnya mengunciku tak bisa beranjak. Aroma sabun menguar memenuhi udara. Dia meraih handuk, gerakannya anggun. Jantungku berdebar lebih kencang, penasaran dengan langkah selanjutnya. Apakah dia tahu aku ada di sini? Kurasakan tatapan yang menembus dinding. Sensasi terlarang ini memicu hasrat terpendam. Aku harus pergi tapi kakiku tak mau bergerak. Pintu kamar mandi terbuka, dia sudah tak terlihat. Hanya kenangan yang tertinggal, menggoda untuk mengulangi. Aku tahu aku akan mencari kesempatan lain. Rahasia ini hanya milikku. Kecuali jika dia mengundang. Dan mungkin saja dia bermain-main.